Kaki Kakek Frans mungkin tak bisa lagi melangkah,
Tapi hatinya terus berjalan demi keluarganya.
Saat bekerja di pelabuhan, besi besar menimpa tubuhnya. Pinggangnya lumpuh. Sejak itu, ia tak lagi bisa berjalan, tak lagi bisa mencari nafkah seperti dulu. Namun, meski tubuhnya tak berdaya, hatinya tetap kuat. Ia harus bertahan untuk istri dan empat anaknya.

Dulu Kakek frans bekerja sebagai buruh angkut di pelabuhan Tanjung Priok. Kecelakaan kerja membuatnya lumpuh total, beliau tertimpa besi besar. Sejak itu, ia kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, bahkan hampir kehilangan harapan.
Namun ia harus bertahan untuk istri dan empat anaknya. Kakek Frans memilih bertani di sebidang ladang pinjaman, dengan penghasilan Rp 40.000/hari. Penderitaan Kakek Frans tidak sampai sini saja.

Kebun tempatnya bertani sering kali mengalami banjir dan membuat gagal panen, sehingga kakek Frans tidak bisa mendapatkan penghasilan.
Istrinya pun kini terkena diabetes dan stroke. Tak bisa berjalan dan juga tak bisa beraktivitas. Anak-anaknya sering menangis, bukan karena sakit, tapi karena lapar. Mereka bilang:

“Pak, tadi aku nyium bau ayam goreng. Aku pengin banget makan ayam, Pak...”
Tapi tak ada yang bisa diberikan selain singkong, sisa dari ladang yang tak seberapa.
Kakek Frans hanya bisa memeluk anaknya dan berkata:
“Sabar ya, Nak... InsyaAllah ada rezeki nanti.”
Bantuanmu untuk Kakek Frans adalah suara untuk banyak hati yang diam. Mari jadi penggerak kebaikan, bukan hanya untuk satu nama, tapi untuk semua pejuang yang terlupakan.
Karena setiap rupiah yang kamu berikan, bukan hanya sedekah tapi kehidupan.
Klik Donasi Sekarang, selagi kita masih bisa membantu.